Rabu, 09 Mei 2012

Abi, Maafkan Aku


Waktu menunjukkan pukul 12.00 tanda pelajaran sekolah untuk hari ini telah usai. Aku melangkahkan kaki, namun tujuanku bukan untuk pulang. Melainkan untuk menunaikan shalat dzuhur. Aku dan beberapa temanku mengantri untuk berwudhu kemuudian melaksanakan shalat di mesjid. Setelah shalat, para siswa dan siswi telah berkumpul di lapangan untuk acara penutupan Liga Ganesha yang aku tak tahu sebelumnya akan dilaksanakan hari ini.
Aku merasa terburu-buru ketika pergi ke kelas. Agar tak terlalu lama, ku simpa mukena di atas mejaku begitu pun dengan teman-temanku. Kami berlarian menuju lapangan. Sekitar lima menit kemudian, upacara telah dimulai. Aku baru ingat, aku tak membawa HP ke lapangan karena ku simpan di dalam tas saat hendak shalat tadi.
‘Aduh.. bagaimana ini? Aku belum memberitahu abi kalau sekarang ini masih upacara penutupan. Belum lagi latihan upacaranya. Ditambah dengan adanya tehmit (Technical mitting) DKM.” Pikirku.
Aku semakin gelisah karena upacanya tak kunjung selesai. Sekitar jam dua kurang lima menit, barulah upacara selesai. Ketika aku hendak memberitahu abi, tak ku sangka abi sudah sms.
Aku membuka pesan dari abi. “Udah selesai belum latihannya? Abi udah nunggu di depan sekolah.”
‘Bagaimana ini? Sedangkan atihan upacara aja belum dimulai.’ Pikirku. Aku bingung. Lalu aku membalas sms tersebut.
“Abi, latihan upacaranya juga baru mau dimulai. Soalnya, tadi ada upacara penutupan Liga Ganesha. Belum lagi katanya DKM ada Tehmit. Jadi kira-kira jam setengah empat baru selesai.”
“Abi mau pulang saja.” Balas abi.
‘Abi pasti arah nih’ pikirku. Aku telfon saja abi. Lama abi tak mengangkat telfonku. Hal itu membuatku tak tenang. Akhirnya, abi mengangkat telfonku.
“Halo.” Ucapku.
“Halo.” Jawab abi.
“Abi, sekarang abi ada dimana?” tanyaku.
“Lagi di perjalanan. Mau pulang.”
“Nanti aku pulangnya gimana?”
“Tergatung kondisinya. Kalaugak hujan mungkin abi jemput tapi jangan terlalu sore. Itu gak mesti semuanya ikut kan?”
“Iya bi, mungkin jam tiga udah selesai. Udah dulu bi. Assalamu’alaikum.”
Latihan berlangsung hingga jam tiga. Aku sms abi lagi dan memberi tahu bahwa latihan upacaranya telah selesai. Abi tak kunjungg membalas smsku. Lalu, aku menelfon abi. Namun, yang menerima telfon bukanlah abi, melainkan umi.
“Nazma, abinya gak bisa jemput, capek. Kamu naik angkot saja. Kamu juga kenapa ngulang lagi kesalahan. Sudah tahu dulu juga abi marah kalau kamu gak ngasih tahu sebelumnya. Waktu kemarin katanya sampai jam dua. Tapi jam dua dijemput malah belum selesai. Bgaimana kamu ini?”
“Iya mi.” Aku menjawab dengan suara yang bergetar.
Aku terus terfikirkan marahnya abi di sepanjang perjalanan di dalam angkot. Tiba-tiba, getaran sms mengusik lamunanku. Ternyata sms dari abi. Abi memberiahukan kalau Fidah akan menjemputku di depan warrnet.
Tiba di rumah, aku berniat untuk meminta maaf dan berterima kasih karena telah menyuruh Fidah untk menjemputku. Bisa dibayangkan, jika ketika itu Fidah tak menjemput, mungkin aku pulang seperti waktu itu, pulang kerumah dengan jalan kaki karena sudah tak ada angkot. Belum lagi cuaca yang berubah mendung. Namun, kuurungkan niatku karena melihat abi yang tengah tertidur. Aku takut mengganggu istirahat abi mengingat tadi yang dikatakan umi kalau abi kecpekan. Akhirnya, aku jelaskan kepada mengapa hari ini aku pulang sore.
Waktu sholat ashar telah tiba. Aku ergi ke kamar mandi untuk berwudhu lalu mengerjakan shalat berjamaah. Setelah itu aku pergi makan karena perutku sudah keroncongan minta diisi. Habisnya, tadi pagi aku hanya makan satu lontong dan sebuah bakwan.
Di tengah-tengah akuyang sedang makan, abi marah-marah dan bertanya padaku mengapa tidak memberitahu terlebih dahulu. Aku menjawabnya namun tak menghadap abi atau membelakangi abi. Meskipun kam dalam satu ruangan, yaitu ruangan tengah, ruangan ini disekat oleh dua buah lemari hingga menjadi dua ruangan. Abi semakin marah.
“Berbicara dengan  orang lain dengan membelakanginya, Demi Allah tidak sopan!. Kamu itu sudah gak memberitahu abi, pulang-pulang tak langsung minta maaf. Kamu gak menghargai abi yang mengantar jemput kamu. Abi selalu sempatkan waktu untuk menjemputmu walaupun dalam situasi sibuk. Sedangkan kamu meberitahu kapan pulangnya saja tidak. Abi capek harus bolak-balik ke SMA. Kamu itu nganggap abi sebagai apa?”
Aku tetap berdiam di tempatku. Tak berkutik sedikitpun. Kemudian abi mengajak semua anak-anak dengan menyebut nama-nama mereka satu per satu untuk berkumpul di ruang depan. Aku yang merasa tak terpanggil, ingin juga ikut kesana sekaligus ingin meminta maaf. Sebelum aku sempat mengucapkan kata maaf, abi marah dan melarangku untuk masuk ruang depan. Jadi, aku mendengarkan saja di samping ruang depan. Tepatnya di ruang tengah.
“Jawab nih, abi mau nanya. Kesalahan apa yang telah kalian lakkan hari ini?”
Tak ada seorangpun yang menjawab. “Jaja, hari ini jaja punya salah apa?” tanya abi pada adikku yang terkecil, Zahid.
Meskipun cukup lama Zahid berfikir, ia bersua juga. “Bertengkar sama Muadz.”
“Muadz, benar kamu bertengkar saa Jaja? Waktu kapan?”
“Iya, waktu main-main di luar.”
“Terus, siapa yang minta maaf duluan?”
“Aku.” Jaja menjawab dengan  semangat.
“Emangnya, siapa yang salah?”
“Muadz...” Jawab Nida, Mutiah dan Zahid serempak. Mereka juga mengetahui pertengkaran Muadz dan Zahid. Aku juga melihat tadi siang mereka berempat bermain bersama.
Kemudian abi beralih pada Nida. “Sekarang giliran Yai, kamu bikin kesalahan apa hari ini?”
“Hm.. waktu  pagi aku gak buang sampah.”
“Iya  tuh bi, si Yai mah disuruh umi buang sampah aja gak mau. Uminya jadi marah.” Mutiah menanggapi.
“Kamu udah minta maaf belum sama umi?”
Nida tak menjawab.
“Beluumm..” Jawab Muadz mewakili.
“Kenapa gak minta maaf? Anak kecil aja kalau berbuat salah minta maaf. Si Jaja aja meskipun gak salah minta maaf duluan.”
Kemudian, abi bertanya pada Midah dan Fidah. Tapi, mereka hanya  terdiam. Tak ada jawaban dari salah satu diantara mereka.
“Masa kalian selama seharian gak ngerasa melakukan kesalahan satu pun?”
Hening. Tetap tak ada jawaban dari keduanya.
Pembicaraan terus berlanjut hingga adzan maghrib berkumandang. Semua bersiap-siap melaksanakan shalat maghbrib di ruang tengah. setelah shalat, aku mengaji dulu. Tak lama kemudian, abi menyuruh anak-anak untuk berkumpul kembali.
aku hendak pergi kedepan ketika 2dua halaman qur’an telah ku baca. aku bermaksud untuk meminta maaf, namun lagi-lagi aku begitu takut. Aku takut jika aku ke depan yang ku dapat hanya bentakan dan marahnya abi.
Sepuluh menit berlalu. Abi masuk ke dalam kamar dan mengunci kamar tersebut. Aku yang dari tadi ingin minta maaf, tak jadi lagi untuk mengungkapkannya. Aku takut menggangu abi. Aku bingung, apa yang harus ku kerjakan saat itu. Mau minta maaf aku begitu takut. Akhirnya, aku menerjakan tugas sekolah yang belum selesai. Tak ku sangka, hal itu semakin menambah kemarahan abi.
“Sudah tahu salah bukannya minta maaf. Eh ini dengan tenang-tenangnya mengerjakan tugas sekolah.

Senin, 30 April 2012

Mengganggukah Kerasnya Suara Adzan?


Pertama kali saya mengetahui kontroversi tentang adzan pada sebuah komunitas muslim, yaitu ketika membaca sebuah artikel berita pada surat kabar nasional. Artikel tersebut berisi permintaan wakil presiden Indonesia Budiono tentang peraturan adzan agar tidak terlalu keras. Hal tersebut disampaikan pada pidato sambutan di Muktamar VI Dewan Masjid Indonesia (DMI). Maka, terbetiklah hasrat untuk mengetahui apa yang menjadi kontroversi dari pidato Wakil Presiden tersebut.
Sebagaimana kita sudah maklumi, mengeraskan suara azdan bertujuan untuk memberitahukan umat Islam atas kewajiban mereka agar bisa di dengar yang berada jauh dari mesjid. Pada zaman Rosulullah SAW adzan sengaja dikumandangkan dari tempat yang tinggi seperti menara. Namun, di zaman sekarang seiring perkembangan teknologi dengan ditemukannya alat pengeras suara. Maka, sangat wajar apabila adzan dikumandangkan dengan alat pengeras suara sebagai pengganti menara di zaman Rosulullah SAW.
Menilik alasan yang disampaikan oleh Wakil Presiden Budiono, bahwa beliau merasakan suara adzan yang terdengar sayup-sayup dari jauh terasa lebih merasuk ke dalam sanubari kita dibanding suara yang terlalu keras, menyentak dan terlalu dekat di telinga. Al-Qur’an pun mengajarkan kepada kita untuk memelankan suara sambil merendahkan hati ketika berdoa memohon bimbingan dan petunjuknya. Sejauh mana alasan itu dapat menguatkan permintaan Wakil presiden RI terhadap aturan adzan perlu kita cermati lebih mendalam agar tidak menjadi kontroversi di kalangan umat muslim.
Benar apa yang diungkapkan oleh Wapres suara adzan yang menyentak dan terlalu keras di telinga tidak merasuk ke dalam sanubari kita. Namun, jika adzan dikumandangkan dengan sayup-sayup atau dilamatkan, maka akan hilang fungsinya sebagai pemanggil orang untuk sholat terutama di negara yang berpenduduk mayoritas muslim. Sebagai negara mayoritas muslim, kerasnya suara adzan tidaklah menjadi suatu hal yang mengganggu. Harusnya merasa terbantu diingatkan untuk shalat terutama ketika waktu subuh karena kita dibangunkan untuk melaksanakan sholat.
Jika mengeraskan kumandang adzan di wilayah mayoritas non muslim, bisa jadi suara adzan itu menggangu mereka. Karena yang diingatkan untuk shalat lebih sedikit daripada yang tidak sehingga mengakibatkan gangguan pada mayoritas masyarakat. Namun, pada kenyataannya di negara kita yang mayoritas muslim  hal tersebut bukanlah gangguan. Lagipula adzan dikumandangkan hanya di waktu-waktu tertentu, tidak sepanjang hari dikumandangkan.
Terkadang ada pula di kalangan masyarakat muslim dalam hal penggunaan alat pengeras suara yang ada di mesjid bergeser dari fungsi semula yaitu adzan. Alat pengeras suara tersebut digunakan untuk memperkeras suara wirid bersama-sama dalam waktu yang cukup lama. Terkadang pula digunakan untuk melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an, sholawatan dan pembacaan dziba yang sangat keras, sehingga hal itu dapat mengganggu kenyamanan masyarakat di sekitarnya.
Besar kemungkinan fenomena-fenomena tersebut di atas, menjadi pemicu permintaan Wakil Presiden mengenai aturan pengerasan suara adzan. Fenomena yang terjadi seharusnya tidak menjadi vonis pada suara adzan dengan anggapan mengganggu kenyamanan masyarakat di sekitar. Aturan sejauhmana kerasnya suara azdan sebaiknya disesuaikan dengan toleransi yang disepakati antara individu pada masyarakat tersebut dengan jalan musyawarah.
Terlepas dari kontroversi yang terjadi, kita dapat mengambil pelajaran dan hikmah agar umat islam dapat memperhatikan lingkungannya di dalam melakukan kegiatan ibadah. Sehingga, kenyamanan umat dalam beribadah bisa maksimal dan tidak mengganggu. Hal itu juga bisa menjadi intropeksi terhadap semua umat dalam menjalankan ibadah. Dalam masalah ini, khususnya penggunaan alat pengeras suara yang ada di mesjid agar diperhatikan sehingga tidak mengganggu semua agama, tidak hanya islam.
Pengaturan pengeras suara di mesjid merupakan suatu hal yang harus diperhatikan. Di samping itu, pengaturan pengeras suara untuk adzan sudah dilakukan oleh pengurus mesjid. Yakni hanya lima kali dalam sehari saat waktu sholat tiba. Dalam hal ini, yang menjadi pokok masalahnya adalah bukan dari suara adzan melainkan pengaturan penggunaan alat pengeras suara di luar waktu sholat.

Senin, 21 November 2011

Kisah Seuntai Kalung Mutiara



Adhi Abu Bakar Muhammad bin Abdul Baqi al-Anshari tinggal di Makkah. Setelah melewati waktu yang lama tanpa makanan lebih dari apa yang bisa ditahannya dia menjadi kelaparan dan tidak ada sesuatu yang dapat ditemukan untuk menghilangkan rasa laparnya. Ketika ia berjalan di kota Makkah memikirkan keadaannya, ia menemukan sebuah sebuah tas sutera yang diikat oleh tali sutera pula. Lalu ia mengambilnya dan membawanya pulang ke rumah. Disana ia membuka tas tersebut dan mendapatkan seuntai kalung mutiara yang tidak pernah ia lihat yang seindah dan dan bernilai seperti kalung itu selama hidupnya.
Namun, jika dia merasa begitu bergembira menemukan barharga berharga seperti itu, kegembiraan itu akhirnya menghilang. Karena ketika ia keluar ke jalan, ia bertemu dengan seorang tua yang mengumumkan bahwa ia telah kehilangan sebuah tas sutera yang berisi kalung yang sangat berharga. Orang tua tersebut berkata bahwa tersedia hadiah sebesar 500 dinar bagi orang yang mengembalikan tas beserta kalung itu. Banyak orang telah diji dengan tes serupa (maksudnya pencarian kalung tersebut-pent) mengalami kegagalan, khususnya orang-orang miskin dan orang-orang sangat tergoda dengan nilai benda tersebut. Namun tidak demikian halnya dengan Imam Abu Bakar. Bukannya memikirkan keadaan dirinya, mengajak orang tua itu ke rumahnya dan memintanya untuk menggambarkan tas tersebut, tali pengikat tas, mutiara, serta rantai pengikat mutiara tersebut. Orang tua itu tentu saja memberikan gambaran yang tepat mengenai segala hal, sehingga Imam Abu Bakar mengambil benda yang hilang tersebut dan memberikan kepadanya.
Orang tua itu segera mengambil uang 500 dinar dan mencoba memberikannya kepada Imam Abu Bakar. Namun Imam Abu Bakar menolaknya dan mengatakan bahwa adalah kewajibannya dalam agama untuk mengembalikan barang yang hilang tersebut dan oleh sebab itu tidak pantas baginya untuk mengambil hadiah setelah memenuhi kewajiban tersebut. Orang tua tersebut berusaha untuk memaksa selama beberapa saat, akan tetapi Imam Abu Bakar bersikeras bahwa ia tidak akan mengambil uang itu. Orang tua itu pun kemudian pamit dan pergi. Tidak lama setelahnya, Imam Abu Bakar berpikir untuk mencari kehidupan yang lain dan sumber penghidupan yang baru, ia meninggalkan kota Makkah dan menjadi penumpang sebuah Kapal . Dalam perjalanannya, kapal tersebut tenggelam. Dan sebagai akibatnya banyak orang yang meninggal, tenggelam besama kapal ke dasar laut. Kapal tersebut pecah berkeping-keping, dan dengan susah payah Imam Abu Bakar berhasil berpengangan pada salah satu potongan kapal dan tetap mengapung. Ia terus berpegangan pada potongan kapal tersebut selama waktu yang panjang dan ketika ia terdampar pada sebuah pulau yang berrpenghuni, ia tidak mengingat berapa lama ia telah mengapung sendirian di tengah laut.
Sebagai orang baru di pulau itu, ia tidak mengenal seorang pun, dan ia membutuhkan tempat untuk beristirahat dan memulihkan dirinya. Ia duduk di sebuah Masjid. Ketika duduk di dalam masjid sambil membaca Al- Qur’an banyak orang yang mendengarkan dan mendekatinya, memintanya untuk mengajarkan Al-Qur’an. Dia merasa sangat gembira mengajar mereka. Dan sebagai balasan atas jasanya (mengajar) mereka membayarkan dengan sejumlah besar uang. Kemudian dia menemukan mushaf Al-Qur’an. Akhirnya ia mendapatkan kesempatan untuk membaca langsung dari Al-Qur’an dan tidak sekedar membacanya berdasarkan ingatannya. Ternyata setidaknya sebagian besar penduduk pulau tersebut buta huruf. Melihat ia bisa membaca, pemimpin orang-orang itu mendekatinya dan bertanya apakah dia dapat menulis. Dia membenarkannya. Maka orang-orang itu pun berkata;
”Ajarilah kami menulis.”
Mereka kemudian membawa anak-anak dari segala umur kepadanya dan dia kemudian menjadi guru mereka. Dan dia (imam Abu Bakar) kembali mendapat bayaran yang sangat besar. Merasa senang dengan kepribadian dan ilmu sang pendatang baru, pemimpin pulau itu mendekatinya dan berkata:
”Diantara kami hidup seorang gadis muda yatim yang kaya, dan kami ingin engkau menikahinya.” Pada awalnya Imam Abu Bakar menolaknya namun mereka terus memaksanya. Akhirnya ia menyerah dan setuju untuk menikahi gadis itu.
Pada hari pernikahannya, pemimpin pulau itu menghadirkan pengantin kehadapan Imam Abu Bakar.Dengan sorot mata penuh takjub, ia mulai menatap pada kalung yang dikenakan gadis itu. Begitu lama ia terpaku menatapnya hingga pemimpin pulau itu berkata: ”Engkau telah menyakiti hati gadis ini, karena bukannya menatapnya engkau malah menatap kalungnya.”
Imam Abu Bakar kemudian menceritakan kisahnya dengan seorang laki-laki tua di Makkah. Orang-orang yang hadir lalu bersyahadat dan bertakbir. Suara mereka begitu keras hingga dapat terdengar oleh seluruh penghuni pulau tersebut. Imam Abu Bakar berkata,
”Ada apa dengan kalian?” Mereka berkata:
”Orang tua yang mengambil kalung itu darimu adalah ayah dari gadis ini dan ia selalu berkata: ’Saya belum pernah menemukan seorang Muslim yang sejati dan ikhlas di dunia ini kecuali orang yang mengembalikan kalung ini’, dan dia selalu berdoa: ”Ya Allah, pertemukanlah aku dengan lakilaki itu agar aku dapat menikahkan puteriku dengannya.’” Dan kini, hal tersebut menjadi kenyataan.
Imam Abu Bakar tetap hidup manakala isteri dan anak-anaknya meninggal, dan mewarisi kalung tersebut. Dan kemudian dia menjualnya seharga 100.000 dinar. Ia menjadi seorang yang kaya raya di akhir hidupnya.

Sumber: Transkirp Audio Book : Gems and Jewels from the Salaf

Senin, 07 November 2011

Kolam Renang terdalam di dunia

Nemo 33 adalah kolam renang dalam ruangan terdalam di dunia. Kolam renang terletak di Brussels, Belgia. Kedalaman maksimum adalah 33 meter (108 kaki). Ini berisi 2,5 juta liter non-diklorinasi, sangat disaring mata air dijaga pada 30 ° C (86 ° F) dan memiliki beberapa gua bawah laut disimulasikan di 10 meter (33 kaki) tingkat kedalaman. Ada banyak jendela bawah laut yang memungkinkan pengunjung luar untuk melihat ke dalam kolam renang di berbagai kedalaman. Kompleks ini dirancang oleh ahli Belgia John menyelam Beernaerts sebagai instruksi menyelam multi-tujuan, rekreasi, dan fasilitas produksi film, 2004.

Kolam renang di resor San Alfonso del Mar sekitar dua meter lebih dalam, dengan kedalaman 35 meter (115 kaki) pada akhir mendalam.

* Air: 2.500.000 liter air mata pada suhu 30 ° C, visbility> 33m, tanpa bau kaporit
* Fermentasi: 2 kolam renang, 3 lubang (5, 10 dan 33m)
* Dekorasi: Gua di-10m, kemungkinan memperbaiki dekorasi baru.
* Jangan pernah terlihat sebelumnya: Tiga lonceng permanen dari udara di bawah tekanan (-9m,-7m, udara diperbaharui permanen), mereka menghindari tiket pulang tanpa henti-bawah permukaan siswa dan instruktur-nya.
* Teknik: anchoring 250 poin didistribusikan dalam tangki untuk:
o changer aspek kolam renang (untuk amatir)
o dapat disesuaikan dengan kebutuhan untuk membuat film
o untuk disesuaikan dengan kebutuhan bagi para ilmuwan dan teknisi
* kamar Mengubah: Dipanaskan, pria wanita yang dipisahkan, shower terpisah, toilet terpisah.
* Lightning: Alam & buatan

7 desa terunik di dunia

1. Desa dengan 100 kembar identik

tak heran jika guru di sekolah itu mendapat tugas tambahan untuk menghapal muridnya satu per satu. Kedua puluh pasang anak kembar itu berjenis kelamin sama dan merupakan kembar identik. Para guru kerap salah saat menyapa nama mereka. Apalagi setiap pasang anak kembar hanya dibedakan dengan belahan rambut.Kebanyakan anak kembar lahir di rumah sakit yang sama. Menurut gynaecologist rumah sakit setempat, selama 10 tahun ia bekerja tercatat ada 100 hingga 150 kembar. Lima atau enam di antaranya kembar tiga. Kenyataan itu melahirkan misteri yg mengundang untuk diteliti.


2. Desa unik yang mempunyai penduduk hanya satu orang

adalah seorang pria bernama don sammons (60th) yang sudah terbiasa tinggal sendirian. Di rumah? Tidak! Dia tinggal di dalam sebuah desa aneh yang hanya berpenduduk 1 orang, yaitu dirinya.
Desa buford terletak di wyoming, colorado, daerah perbukitan dengan suhu rendah terlebih di musim dingin. Desa ini telah ditinggalkan oleh seluruh penghuninya yang memilih untuk tinggal di tempat lain untuk mencari penghidupan yang lebih baik karena merasa wilayah ini tidak akan bisa berkembang. Namun tidak demikian dengan kakek sammons yang kekeh untuk tetap tinggal di sana walaupun seorang diri. Sammons meninggalkan los angeles th 1980 bersama istri dan anaknya dan memilih menetap di buford yg ketika itu masih dihuni oleh sekitar 2000 orang pekerja rel kereta api. Ketika istrinya meninggal 15 tahun lalu, anaknya yang kini berusia 26 tahun pun memilih untuk pindah ke kota colorado.
Sammons mengelola sendiri sebuah pom bensin kecil dan sebuah toko untuk melayani mereka yang mampir dalam perjalanan lintas negara. “dalam sehari toko saya bisa dikunjungi 1000 orang di musim panas, namun menurun hingga 100 orang saja di musim dingin,” kata sammons yang mengklaim dirinya sebagai raja di buford.

Hewan-hewan terkecil di dunia


Monyet kerdil ini merupakan hewan langka yang jarang ditemui di Hutan liar. Tinggi tubuh mereka hanya 5-6 inc.


Etruscan Shrew adalah Mamalia terkecil dengan panjang tubuhnya 36mm.
Peewee adalah Hamster terkecil di dunia dengan berat tubuh tidak sampai 1 ons dan tinggi tubuh 2,5cm.



Kuda terkecil yang dinamai Thumbelina ini mempunyai tinggi tubuh 17 inch (43.18 cm) Thumbelina diasuh oleh pemiliknya Goessling Paul dan Kay.



Peewee adalah Hamster terkecil di dunia dengan berat tubuh tidak sampai 1 ons dan tinggi tubuh 2,5cm.


The Brookesia Minima adalah spesies bunglon terkecil di dunia dengan panjang tubuh hanya setengan inci.


Leptotyphlops carlae adalah ular terkecil di dunia, dengan panjang tubuh untuk ular dewasanya rata-rata dibawah 4 inci


Nama ilmiahnya adalah Sphaerodactylus ariasae, memiliki panjang 16 mm atau sekitar tiga perempat inci, dari ujung moncong ke pangkal ekor.


Paedocypris progenetica termasuk anggota keluarga dari Ikan Gurami, ditemukan di Pulau Sumatra Indonesia. ikan hanya memiliki panjang 7,9 mm.
Sebuah kisah yang terjadi di masa lampau, sebelum Nabi kita Muhammad  dilahirkan. Kisah yang menggambarkan kepada kita pengertian amanah, kezuhudan, dan kejujuran serta wara’ yang sudah sangat langka ditemukan dalam kehidupan manusia di abad ini.

Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu  bersabda:

“Ada seorang laki-laki membeli sebidang tanah dari seseorang. Ternyata di dalam tanahnya itu terdapat seguci emas. Lalu berkatalah orang yang membeli tanah itu kepadanya: “Ambillah emasmu, sebetulnya aku hanya membeli tanah darimu, bukan membeli emas.”

Si pemilik tanah berkata kepadanya: “Bahwasanya saya menjual tanah kepadamu berikut isinya.”

Akhirnya, keduanya menemui seseorang untuk menjadi hakim. Kemudian berkatalah orang yang diangkat sebagai hakim itu: “Apakah kamu berdua mempunyai anak?”

Salah satu dari mereka berkata: “Saya punya seorang anak laki-laki.”

Yang lain berkata: “Saya punya seorang anak perempuan.”

Kata sang hakim: “Nikahkanlah mereka berdua dan berilah mereka belanja dari harta ini serta bersedekahlah kalian berdua.”

Sungguh, betapa indah apa yang dikisahkan oleh Rasulullah  ini. Di zaman yang kehidupan serba dinilai dengan materi dan keduniaan. Bahkan hubungan persaudaraan pun dibina di atas kebendaan. Wallahul musta’an.

Dalam hadits ini, Rasulullah  mengisahkan, transaksi yang mereka lakukan berkaitan sebidang tanah. Si penjual merasa yakin bahwa isi tanah itu

sudah termasuk dalam transaksi mereka. Sementara si pembeli berkeyakinan sebaliknya; isinya tidak termasuk dalam akad jual beli tersebut..

Kedua lelaki ini tetap bertahan, lebih memilih sikap wara’, tidak mau mengambil dan membelanjakan harta itu, karena adanya kesamaran, apakah halal baginya ataukah haram?